Islam, satu-satunya agama yang diridhoi Allah Ta’ala. Hanya dengan Islam segala problematika kehidupan bisa teratasi. Hanya dengan Islam kehidupan bisa sukses dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
Ikatan-ikatan Islam sangat banyak. Ikatan tersebut menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jika simpul-simpul ini mulai terlepas, kerusakan dalam masyarakat akan muncul. Hingga akhirnya umat semakin rusak. Ikatan pertama yang hilang adalah hilangnya hukum Islam. Yang terakhir adalah Shalat ditinggalkan
Asal-usul teori STIF adalah dari mimpi, bisikan ‘roh pemandu’, astrologi (ramalan bintang), ajaran pagan, gnotisisme, dan filsafat kuno sebagaimana pernyataan jung di atas. Realita ini sudah cukup bagi kita untuk membuat kita berlepas diri darinya. Wallahu a’lam.
Cingkrang, Cadar Vs Radikal. Ucapan Menag yang menuai kontroversi mengakitbatkan berbagai elemen angkat bicara. Seperti, Komnas Ham, Wakil direktur Imparsial, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Jubir PKS, Sekretaris MUI, Wakil PWNU Jatim, dll
“Kenalilah Allah Ta'ala saat anda senang (senggang), niscaya Allah Ta'ala akan mengingatmu saat anda dalam keadaan susah (sengsara).
sebagian kalangan mengatakan, baik buruk negeri tergantung rakyat. Ketika kondisi negara carut marut, jangan arahkan jari telunjuk kepada penguasa. Sebagian yang lain berkomentar, Justru para pemimpin itulah tolak ukur kebaikan satu negeri. Jika pemimpin baik, rakyat otomatis baik. Saat pemimpin buruk, rakyat ikut buruk pula. Lantas bagaimana solusinya? dan mana yang benar? silahkan baca edisi 167.
Sumber petaka akhir zaman. Umar bin Khattab pernah mengatakan, bahwa agama ini akan rusak jika tiga golongan ini sudah muncul. Yaitu para alim yang sering blunder, orang-orang munafik berbicara mengatasnamakan Al-Quran dan para pemimpin yang menyesatkan.
Permusuhan orang-orang kafir tidak akan berakhir sampai orang-orang muslim murtad dan mengikuti agama mereka. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta'ala dalam surah Al-Baqoroh ayat 120.
Disunnahkan bagi orang yang hendak mendatangi shalat berjamaah agar mendatanginya dengan penuh rasa takut kepada Allah Ta’ala, khusyuk dan tunduk, hendaknya berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa, jika pun mendengar iqamat hendaknya tidak tergesa-gesa dalam berjalan.
Kita hidup di zaman yang aneh. Suatu masa yang orang berani melakukan maksiat secara terang-terangan. Tidak ada rasa malu lagi. Bahkan maksiat yang dulu orang-orang jijik, sekarang dikatakan lumrah. Dianggap bukan hal yang tabu lagi. Anehnya lagi, saat diingatkan dengan cara yang baik mereka justru berontak. “Ah, itu bukan urusan anda. Ini urusan kami,” mereka.